“Pentingnya upaya untuk meningkatkan literasi asuransi di kalangan masyarakat melalui edukasi yang komprehensif dan kolaboratif,”ucapnya.
Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan
Tulung mengungkapkan bahwa OJK telah empat kali melakukan survei literasi dan inklusi keuangan, terakhir kali pada 2022.
“Menariknya, peningkatan signifikan terlihat, terutama antara 2019 dan 2022, dengan indeks literasi meningkat dari 38,03% menjadi 49,68%, sementara indeks inklusi juga naik dari 76,19% menjadi 85,10%,”ujarnya.
Namun di Sulut,berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, meskipun 86,23% penduduknya sudah memiliki akses ke berbagai produk dan jasa keuangan, hanya 50,13%.Diantaranya yang memiliki pemahaman yang memadai tentang produk dan jasa tersebut.
“Rendahnya tingkat literasi ini dapat membawa risiko tersendiri. Sebagai contoh, masyarakat tidak mengerti tentang produk yang mereka beli sehingga salah paham tentang manfaat yang diterima atau membeli produk asuransi yang kurang sesuai kebutuhan,”ungkapnya.